JAUHI PRASANGKA
oleh : KH Athian Ali Moh. Da`i, Lc., MA
KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. أَمَّا بَعْدُ؛
Hadirin Jamaah Jumat Rohimakumullah
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhannahu wa Ta’ala yang telah menjadikan kita sebagai hamba-hambaNya yang beriman, yang telah menunjuki kita shiratal mustaqim, jalan yang lurus, yaitu jalan yang telah ditempuh orang-orang yang telah diberi ni’mat oleh Allah, dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada’ dan shalihin.
Semoga shalawat dan salam selalu terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw., keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya dengan baik hingga hari kiamat.
Selanjutnya dari atas mimbar ini, perkenankanlah saya menyampaikan wasiat kepada saudara-saudara sekalian dan kepada diri saya sendiri, marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala selama sisa umur yang Allah karuniakan kepada kita, dengan berusaha semaksimal mungkin menjauhi larangan-laranganNya dan melaksanakan perintah-perintahNya dalam seluruh aktivitas dan sisi kehidupan.
Sungguh kita semua kelak akan menghadap Allah sendiri-sendiri untuk mempertanggung-jawabkan seluruh aktivitas yang kita lakukan. Pada hari itu, hari yang tidak diragukan lagi kedatangannya, yaitu hari kiamat, tidak akan bermanfaat harta benda yang dikumpul-kumpulkan dan anak yang dibangga-banggakan kecuali bagi orang yang menghadap Allah dengan hati yang salim, hati yang betul-betul bersih dari syirik sebagaimana firmanNya
dalam Surat Asy-Syu’aro 26 : 88-89:
tPöqt w ßìxÿZt ×A$tB wur tbqãZt/ ÇÑÑÈ wÎ) ô`tB tAr& ©!$# 5=ù=s)Î/ 5OÎ=y ÇÑÒÈ
- (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
- Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Dalam kesempatan khutbah Jum’at kali ini materi “Jauhi Prasangka”
Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Al-Hujurat 49 ayat 12-13 yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ ﴿١٢﴾
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ﴿١٣﴾
- Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
- Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Kedua ayat ini erat sekali kaitannya dengan silaturahim.:
- Pertama, janganlah berburuk sangka kepada sesama mu`min.
- Kedua, janganlah menyibukkan diri mencari-cari kesalahan orang lain, sementara kesalahan-kesalahan dirinya tak pernah ia perhatikan untuk diperbaikinya.
- Ketiga, janganlah membicarakan keburukan orang lain hanya untuk maksud menjatuhkan dan menjelek-jelekan bukan untuk mencari penyelesaian.
Pada ayat 12 dikatakan “bahwa seorang mu`min yang berburuk sangka, mencari kesalahan orang lain, membicarakan keburukan saudaranya tidak untuk mencari maslahat, tapi untuk menjatuhkan, maka sama dengan ia telah memakan daging bangkai saudaranya yang telah mati.
Ada 2 (dua) penafsiran para ulama tentang pernyataan “daging bangkai” itu :
- Pertama, orang tersebut seakan-akan sudah menjadi bangkai hidup, di mana setiap ia keluar rumah semua orang menganggapnya seperti apa yang difitnahkannya sehingga ia sudah tidak ada nilainya di mata masyarakat.
- Kedua, benar-benar memakan bangkai, sebag ada sebuah hadits menjelaskan tentang perjalanan Mi`raj Nabi Saw. à Ketika itu Rasulullah Saw. Diperlihatkan gambaran tentang neraka :
Beliau melihat ada bebarapa macam orang-orang ahli neraka; salah satunya Beliau melihat ada penduduk neraka yang pekerjaannya hanya makan daging bangkai manusia yang sudah busuk.
Rasulullah Saw pun bertanya, “wahai Malaikat Jibril siapa mereka ini ? Jibril berkata : Ini gambaran yang Allah berikan padamu ya Muhammad, untuk disampaiklan kepada ummatmu, seperti inilah nasib sebagian orang-orang yang mengaku beriman itu di akhirat nanti. Mereka yang pada waktu di dunia senang memakan daging bangkai saudaranya yang telah mati, yaitu mereka yangberburuk sangka, mencari kesalahan, membicarakan keburukan saudaranya sesame mu`min untuk menghancurkan saudaranya itu; disisi Allah sama dengan ia telah memakan daging bangkai saudaranya yang telah mati, tempatnya adalah di neraka dan telah disiapkan daging bangkai manusia yang telah busuk untuk menjadi santapannya sehari-hari di neraka jahannam”
Hadirin Rohimakumullah ………..
Dosa terbagi :
- Dosa mendzalimi diri à adalah dosa antara diri pribadi dengan Allah Swt dan tidak ada pihak yang dirugikan dengan perbuatan dosanya seperti dosa meniggalkan shalat, shaum dsb.
- Dosa fahisyah à merupakan dosa yang apabila dilakukan oleh seseorang maka yang rugi bukan hanya dirinya, tapi ada pihak yang dirugikan seperti dosa menyakiti perasaan orang lain, mencuri, korupsi, membunuh dsb.
Silaturahim selalu dianggap masalah kecil. Pandangan semacam ini hendaknya kita hentikan. Mari kita selesaikan segala urusan yang tidak baik dengan silaturahim, saling memaafkan, sebelum kita atau pihak yang di dzalimi meninggal dunia, agar kita terlepas dari dosa-dosa fahisyah.
Taubat untuk dosa fahisyah jauh lebih berat dibanding dosa mendzalimi diri.
- Dalam dosa mendzalimi diri seseorang cukup bertaubat secara langsung kepada Allah
- Namun untuk dosa fahisyah tidak bisa selesai hanya dengan bertaubat kepada Allah saja, melainkan sebelum taubat dilakukan seseorang harus menyelesaikan dan meminta maaf terlebih dahulu kepada orang yang ia dzalimi hingga masalahnya tuntas.
Timbul pertanyaan, bagaimana jika seseorang tidak atu belum menyelesaikan dosa fahisyahnya di dunia?
Dalam Hadits Riwayat Imam Muslim, Rasulullah Saw bersabda “Tahukah kamu siapa orang yang paling bangkrut di akhirat nanti? Yang paling bangkrut adalah mereka yang berbuat zalim di dunia lalu mereka tidak menyelesaikan kezalimannya. Jika yang berbuat zalim itu memiliki amal kebajikan, maka amal kebajikan-nya akan diserahkan pada orang yang di zalimi. Jika amalnya tidak cukup, maka dosa orang-orang yang ia zalimi akan dipindah kan pada orang yang menzalimi”
Hadits ini mengisyaratkan bahwa di akhirat nanti tidak ada satu kezaliman pun, yang tidak dibalas oleh Allah. à Tidak ada orang yang dizalimi itu yang tidak memperoleh haknya.
Hadirin Rohimakumullah
Zalim adalah kebalikan dari adil.
- Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya, menyampaikan hak kepada yang berhak menerimanya.
- Zalim artinya menempatkan sesuatu tidak sesuai pada tempatnya.
Bila setiap muslim menyadari betapa sulitnya bertaubat untuk urusan dosa fahisyah, maka seorang muslim tentunya tidak akan berani berbuat zalim kepada orang lain.
Dalam sebuah Hadits diceritakan, ada seorang wanita yang oleh Rasulullah Saw dikatakan ia ahli neraka, sebab wanita ini telah zalim dengan seekor kucing, dengan menyiksa, mengurung dan tidak memberi makan dan minum.
Hal ini berarti, betapa sangat besar dosa karena menzalimi sesame mahluk Allah. Menzalimi seekor kucing saja, dosanya begitu besar di sisi Allah hingga amal ibadahnya tidak dapat mengimbangi berat dosanya.
Lalu bagaimana bila seseorang menzalimi orang lain, bahkan yang di zalimi itu bukan hanya seorang, tetapi sekian ribu atau juta manusia ?
Disadari atau tidak sebagian saudara kita sudah terlalu lama menyepelekan perkara ibadah hablum minan nas, sebab mungkin selama ini mereka sudah merasa selesai dengan urusan keislamannya, bila sudah shalat, shaum dan haji. Padahal setiap detik dalam hidup harus bernilai ibadah.
Fiman Allah (QS.Adz Dzariaat 51:56)
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾
- dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Maka porsi ibadah terbesar dalam hidup ini adalah ibadah hablumminannas, bahkan ibadah hablum minallah pun berkaitan dengan aspek hablum minannas.
Ibadah shalat sebagai pembentuk akhlak, dimana salah satu hikmahnya “Mencegah seseorang dari perbuatan keji dan Munkar” (QS Al Ankabuut 29:45)
- bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Shalat berjamaah sangat besar sekali dampaknya dalam membina persatuan dan kebersamaan. Dalam ibadah haji pada saat berihram ditanah Haram, tidak dibolehkan membunuh binatang buruan dan mencabut pohon-pohonan. Dalam ibadah shaum diajarkan mengendalikan hawa nafsu memakan milik sendiri yang halal untuk melatih agar tidak memakan hak orang lain. Demikian pula dalam ibadah zakat seseorang dilatih untuk peduli dengan nasib sesame manusia.
Jika yang dimaksud dengan Hablumminallah itu adalah ibadah-ibadah yang terdapat dalam Rukun Islam, maka berapa banyak ibadah-ibadah tersebut menyita jatah usia seseorang? Tentu porsi ibadah paling banyak ada pada hablumminannas.
Firman Allah (QS Al-Hujurat 49:10)
- orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Sabda Rasulullah : “Belum sempurna iman seseorang diantara kalian sampai dia bisa mencintai sesame mukmin seperti cinta dia pada diri sendiri” (HR Bukhari)
Sehingga Rasulullah Saw juga bersabda : “Tidak beriman dengan ajaran yang aku bawa (Islam), jika seseorang dapat tidur dengan nyenyak sementara disekelilingnya banyak saudaranya seiman yang tidak bisa tidur karena menahan lapar”
.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
KHUTBAH KEDUA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيْئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Ma’asyirol Muslimin yang dirahmati Allah
Begitulah seharusnya silaturahim dalam Islam, bukan sekedar silaturahim basa basi seperti yang telah banyak dilakukan selama ini.
Mudah-mudahan kita termasuk kepada golongan orang-orang yang menempatkan silaturahim pada tempatnya, suci dari ke kufuran dan kemusyrikan, suci dari dosa dan kesalahan.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.
والحمد لله رب العالمين.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.وَأَقِمِ الصَّلاَةِ
Assalamu`alaikum Wr. Wb
Sumber :
Athian Ali Moh. Da`i (Jauhi Prasangka)
Lembar Kajian Syakhshiyyah Islamiyyah
Sabtu 11 Syawal 1437H/16 Juli 2016M
Edisi 46 Tahun XIII/1437/2016
Diedit ulang untuk Khutbah Jumat/Tausiyah
Oleh
H.A. ROZAK ABUHASAN, MBA
20161007- Jauhi Prasangka
https://arozakabuhasan.wordpress.com/
http://arozakabuhasan.blogspot.com/
http://alfajrbandung.wordptess.com
https://fuuindonesia.wordpress.com/
https://fuuina.wordpress.com/